Hukum ucap Selamat Hari Natal

25 Disember 2011

Diantara tema yang mengandung perdebatan setiap tahunnya adalah ucapan selamat Hari Natal. Para ulama kontemporer berbeda pendapat didalam penentuan hukum fiqihnya antara yang mendukung ucapan selamat dengan yang menentangnya. Kedua kelompok ini bersandar kepada sejumlah dalil.

Meskipun pengucapan selamat hari natal ini sebagiannya masuk didalam wilayah aqidah namun ia memiliki hukum fiqih yang bersandar kepada pemahaman yang mendalam, penelaahan yang rinci terhadap berbagai nash-nash syar’i.
Ada dua pendapat didalam permasalahan ini :

Ibnul Qayyim dalam "Ahkam Ahludz Dzimmah" berkata :

"Adapun tahni'ah (mengucapkan selamat) atas syi'ar-syi'ar kaum kuffar yang khusus bagi mereka, maka hal ini haram dengan kesepakatan para ulama. Misalnya memberi ucapan selamat atas hari-hari raya mereka dan puasa mereka, dengan ucapan seperti "Eid Mubarak (Selamat hari raya!)", atau selamat hari ini dan itu, maka hal ini seandainya pun orang yang mengucapkannya selamat darikekafiran, ia tetap melakukan suatu hal yang diharamkan. Yaitu, telah memberi ucapan selamat atas penyembahan mereka kepada salib, yang mana hal tersebut bahkan perbuatan yang paling tercela disisi Allah, lebih-lebih lagi memberi ucapan selamat atas perbuatan mereka dalam meminum khamr dan membunuh jiwa-jiwa tanpa hak, berbuat zina dan berbagai perbuatan haram lainnya. Kebanyakan orang yang awam dalam masalah agama terjatuh dalam perbuatan tersebut, dan tidak mengetahui keburukan perbuatan tersebut. Maka barangsiapa yang mengucapkan selamat kepada seorang hamba atas maksiatnya, atau bid'ah dan kekufuran yang telah ia lakukan, maka ia menghadapi kemurkaan Allah"


Maka meridhai kekufuran, dengan cara memberikan selamat atau bahkan membantu mereka dalam perayaan tersebut, merupakan perbuatan yang diharamkan. Hal ini dikarenakan Allah Ta'ala sendiri tidak meridhai hal tersebut, dalam firman-Nya :


إِنْ تَكْفُرُوا فَإِنَّ اللَّهَ غَنِيٌّ عَنْكُمْ وَلا يَرْضَى لِعِبَادِهِ الْكُفْرَ وَإِنْ تَشْكُرُوا يَرْضَهُ لَكُمْ
"Jika kamu kafir maka sesungguhnya Allah tidak memerlukan (iman)mu dan Dia tidak meridhai kekafiran bagi hamba-Nya; dan jika kamu bersyukur, niscaya Dia meridhai bagimu kesyukuranmu itu." (QS. Az Zumar : 7)


الْيَوْمَ أَكْمَلْتُ لَكُمْ دِينَكُمْ وَأَتْمَمْتُ عَلَيْكُمْ نِعْمَتِي وَرَضِيتُ لَكُمُ الإِسْلامَ دِينًا
“Pada hari ini telah Aku sumpurnakan agamamu dan Kulengkapi nikmatku, dan Aku ridha kepadamu Islam sebagai agama bagimu." (QS. Al Maidah : 3)

Terlebih dengan ikut merayakan hari raya tersebut, maka hal ini tentu lebih dilarang lagi. Sebagaimana sebagian kaum muslimin yang merayakan hari kasih sayang, padahal hal ini dilarang dan tidak disyariatkan sama sekali dalam agama ini. Allah Ta'ala berfirman :

وَمَنْ يَبْتَغِ غَيْرَ الإِسْلامِ دِينًا فَلَنْ يُقْبَلَ مِنْهُ وَهُوَ فِي الآَخِرَةِ مِنَ الْخَاسِرِينَ
"Barangsiapa mencari agama selain agama Islam, maka sekali-kali tidaklah akan diterima (agama itu) daripadanya, dan dia di akhirat termasuk orang-orang yang rugi." (QS. Ali Imran : 85)

PENDAPAT YANG LEBIH LEMBUT

Manakala seorang ulama terkenal Islam merangkap Mufti kerajaan Qatar , Prof. Dr. Yusuf al-Qardhawi berpendapat hukum mengucapkan selamat Hari Raya kepada orang bukan Islam seperti Hari Krismas adalah harus, jika mereka memulakan ucapan selamat Hari Raya kepada kita.

Al-Qardhawi berpendapat, Islam tidak melarang kita berbuat baik terhadap ahli kitab yang tidak bermusuh dengan kita. Kita harus berbuat baik kepada mereka sebagaimana mereka berbuat baik kepada kita. Sesuai dengan firman Allah SWT dalam surah Al-Mumthanah ayat 8,

“Allah tidak melarang kamu berbuat baik dan berlaku adil kepada orang yang tidak memerangi kamu kerana agama (kamu), dan tidak mengeluarkan kamu dari kampong halaman kamu ; sesungguhnya Allah mengasihi orang yang berlaku adil”.

Pendapat beliau ini disokong oleh Majlis Fatwa dan Penyelidikan Eropah, dengan fatwa yang dikeluarkan seperti berikut,

Sesungguhnya mengucapkan selamat kepada orang bukan Islam pada hari perayaan mereka merupakan lebih daripada kewajipan jika mereka mengucapkan selamat pada hari perayaan Islam. Hujahnya ialah kerana kita diperintahkan membalas perlakuan baik dengan perlakuan yang serupa dan membalas ucapan selamat dengan ucapan yang sama baiknya. Allah SWT berfirman,

Apabila kamu dihormati dengan sesuatu penghormatan, maka balaslah penghormatan itu dengan yang lebih baik atau balaslah (dengan yang serupa). Sesungguhnya Allah menghitungkan segala sesuatu. (Surah An-Nisaa’ : 86)

Oleh yang demikian, tidak ada suatu pun yang menghalang orang Islam daripada mengucapkan ‘selamat’ kepada orang bukan Islam baik secara lisan mahupun tulisan seperti menghantar kad dengan syarat kad yang dihantar tidak mempunyai lambang atau kata-kata agama yang bertentangan dengan prinsip akidah Islam.

0 comments:

Catat Ulasan